Responsif Kerja Cerdas SEGERA - PDAM

Belasan Tahun Dibangun, Kapal Nelayan Rp800 Juta di Selayar Jadi Abu

KEPULAUAN SELAYAR – KAPAL kayu yang dibangun dengan susah payah sejak 2014 oleh seorang warga Kabupaten Maros, akhirnya habis terbakar, yang mengakibatkan kerugian Rp800 juta.

H. Kadir, pemilik kapal asal Maros, harus rela kehilangan kapal setelah kapalnya yang mangkrak, dilalap api di Dusun Tunggua, Desa Lamantu, Kecamatan Pasimarannu, Rabu (29/10/2025) sore.

Kronologi kejadian bermula ketika warga melihat kepulan asap dari badan kapal sekitar pukul 16.30 WITA. Spontan, masyarakat berhamburan menyelamatkan aset bersama itu.

Dengan peralatan seadanya, hanya mengandalkan satu mesin Alkon, ember, dan baskom, mereka berjuang selama lebih dari dua jam sebelum akhirnya berhasil menguasai api pada pukul 18.45 WITA.

“Tidak ada korban jiwa, namun nilai kerugian cukup besar. Semangat gotong royong warga sangat luar biasa dalam memadamkan api ini,” puji Kapolsek Pasimarannu, Iptu Hasan.

Kapal ini menyimpan cerita. Pengerjaannya yang dimulai pada 2014 harus beberapa kali terhenti di tengah jalan lantaran kendala biaya. Pekerjaan terakhir dilakukan oleh kepala tukang, Muh. Alwi, yang hanya bisa melanjutkan hingga pertengahan 2023 sebelum kembali vakum.

Yang membuat pilu semakin menjadi, kapal ini ternyata pernah mengalami insiden serupa dalam skala kecil. “Pada bulan Mei 2025, anak-anak pernah membakar pisang di dalam kapal dan menyebabkan kebakaran kecil di bagian depan. Saat itu berhasil dipadamkan,” ungkap Iptu Hasan.

Meski faktor kelalaian menjadi perhatian, polisi juga membuka opsi penyelidikan lain. Kapolres Kepulauan Selayar, AKBP Didid Imawan, menegaskan komitmennya untuk mengusut tuntas tragedi ini.

“Kami akan selidiki hingga tuntas. Apakah murni kelalaian atau ada unsur lain. Masyarakat diimbau tenang dan tidak spekulasi,” tuturnya.

Kini, yang tersisa dari bangunan kapal itu hanya kenangan dan tumpukan abu. Sementara polis berusaha menguak penyebab pastinya, warga dan pemiliknya hanya bisa meratapi nasib dan memulai kembali dari nol, dengan beban kerugian yang tidak sedikit. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *