MAKASSAR – DI tengah tantangan yang dihadapi oleh perekonomian global akibat Perang Dagang Global 2.0, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar forum diskusi “Sulsel Talk” untuk merumuskan langkah strategis dalam menjaga pertumbuhan ekonomi daerah. Kegiatan ini berlangsung di Baruga Pinisi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, pada Rabu, 14 Mei 2025.
Forum ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Sulsel, Dr. Jufri Rahman, M.Si., Kepala Bank Indonesia, OJK, serta ekonom dari INDEF. Dengan tema “Ekonomi Sulsel di Pusaran Perang Dagang Global 2.0: Menakar Risiko, Menjemput Peluang”, diskusi ini bertujuan untuk membahas dinamika perekonomian global dan nasional, serta proyeksi ekonomi Sulawesi Selatan untuk tahun 2025.
Perang dagang global 2.0, yang melibatkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, ditandai dengan peningkatan tarif dan hambatan non-tarif yang memengaruhi pasar global. Sekretaris Daerah Jufri Rahman menekankan pentingnya forum ini untuk menghasilkan masukan substantif dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah. “Kegiatan ini sangat penting, terutama di tengah ketidakpastian akibat perang dagang,” ujarnya.
Meskipun dampak perang dagang global dapat memengaruhi fluktuasi harga komoditas dan akses pasar internasional, Jufri menjelaskan bahwa sebagian besar ekspor Sulsel ditujukan ke Jepang dan Tiongkok, sehingga dampaknya belum terlalu signifikan. “Pengaruhnya tidak terlalu besar bagi kita,” tambahnya.
Hasil diskusi dari forum ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulsel 2025–2030. Di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman dan Wakil Gubernur Fatmawati Rusdi, Pemprov Sulsel berkomitmen untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekspor di tengah tekanan global.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal I-2025 tumbuh 4,87 persen, sedikit menurun dibandingkan kuartal IV-2024. Namun, Sulawesi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 6,40 persen (year-on-year), dengan Sulsel sebagai kontributor utama. Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal I-2025 mencapai 5,78 persen, naik dari 5,18 persen pada kuartal sebelumnya.
“Sulsel berada di peringkat kelima dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” sebut Rizki. Sektor-sektor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel meliputi pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
Forum ini juga menghadirkan pembicara lain, termasuk Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, dan ekonom senior dari INDEF, Dr. Aviliani, S.E., M.Si. Keduanya membahas strategi stabilisasi sektor jasa keuangan dan penguatan ekspor dalam menghadapi gejolak ekonomi global.
Dengan langkah-langkah strategis yang dihasilkan dari forum ini, diharapkan Sulsel dapat terus tumbuh dan beradaptasi di tengah tantangan global, serta memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.[]











