MAKASSAR – KOMITMEN Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan manusiawi kembali diwujudkan melalui tindakan nyata.
Bertempat di Aula LPMPP Unhas, Tamalanrea, Makassar, Senin 27 Oktober 2025, puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas dikukuhkan sebagai Duta Pencegahan Kekerasan untuk periode 2025.
Acara yang dihadiri oleh pimpinan universitas, wakil dekan, dan perwakilan mahasiswa ini juga sekaligus menjadi momen penghargaan bagi para duta periode 2023-2025 atas dedikasi mereka.
Mengusung tema “From Students to Protectors: Mahasiswa Sebagai Ujung Tombak Pencegahan Kekerasan”, kegiatan ini menegaskan pergeseran paradigma di mana mahasiswa tidak lagi dipandang sebagai objek pasif, melainkan sebagai mitra aktif dan solusi dari masalah di lingkungan mereka sendiri.
Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum., Wakil Rektor Bidang SDM, Alumni, dan Sistem Informasi yang juga Ketua Satgas PPK Unhas, dalam sambutannya menekankan sifat strategis langkah ini.
“Ini lebih dari sekadar pengangkatan, ini adalah pemberdayaan. Para duta ini adalah ‘garda terdepan’ yang akan membantu Satgas dalam misi edukasi, pendampingan, dan yang terpenting, membangun imunitas kampus terhadap kekerasan,” tegas Prof. Farida.
Peran mereka dirancang untuk menjangkau sudut-sudut kampus yang mungkin sulit dijangkau oleh struktur formal.
Mereka diharapkan menjadi sahabat bagi mahasiswa lain, mendorong perubahan perilaku, dan membangun kesadaran kolektif akan penghormatan martabat manusia.
Acara berlangsung tidak hanya seremonial, tetapi juga penuh makna. Sesi refleksi yang digelar menjadi ruang berbagi yang powerful, di mana para duta periode sebelumnya bercerita tentang tantangan di lapangan.
Poin kunci yang mengemuka adalah pentingnya membangun empati dan jalur komunikasi yang terbuka antara mahasiswa dengan pihak universitas, membuktikan bahwa kepercayaan adalah fondasi utama dari seluruh upaya pencegahan ini.
Suasana haru dan hangat menyelimuti ruangan ketika piagam penghargaan diserahkan kepada para duta lama, diiringi aplaus meriah dari seluruh peserta yang mengapresiasi komitmen dan pengorbanan mereka.
Momentum ini menjadi bukti nyata bahwa keunggulan sebuah universitas tidak hanya diukur dari indeks akademik, tetapi juga dari komitmennya membangun ekosistem kampus yang humanis, setara, dan bebas dari rasa takut. []











