MAKASSAR – PEMERINTAH Kota Makassar mengumumkan solusi untuk mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan Car Free Day (CFD) Boulevard. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pedagang kecil tidak dirugikan dan tetap dapat berjualan di area tersebut.
Dalam pernyataannya, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, yang akrab disapa Appi, menjelaskan bahwa pemerintah kota telah menyiapkan lokasi khusus atau area steril untuk UMKM. Hal ini bertujuan agar mereka dapat berjualan tanpa mengganggu kenyamanan warga yang berolahraga dan menikmati suasana CFD.
“Kami berkomitmen untuk memberikan ruang bagi pelaku UMKM. Kami tidak ingin merugikan pedagang dan juga tidak ingin mengganggu aktivitas olahraga masyarakat,” kata Appi setelah menerima aspirasi dari pelaku UMKM di Balai Kota Makassar, Jumat (2/5/2025).
Ia menambahkan, “Kami telah menyiapkan lokasi steril di Boulevard. Ada banyak ruang di sisi kiri atau kanan yang bisa dibicarakan dan disiapkan dengan baik tanpa mengganggu aktivitas lainnya.”
Kebijakan ini disambut positif oleh pelaku UMKM. Salah satu pedagang mengungkapkan apresiasi atas respons cepat dari pemerintah kota. “Alhamdulillah, respons pak wali kota sangat baik. Kami diperbolehkan membuka lapak di sisi jalan. Jika jumlah pedagang melebihi kapasitas, kami akan meminta camat untuk menambah lokasi,” ujarnya.
Pedagang tersebut juga menyampaikan harapan agar mekanisme tempat berjualan di CFD dapat dikembalikan seperti semula, yaitu di sepanjang sisi kiri dan kanan jalan. “Kami ingin kembali seperti sebelumnya, berjualan di pinggir jalan tanpa melewati garis batas tengah median jalan,” tambahnya.
Meskipun pemerintah kota hanya menyiapkan satu sisi jalan sebagai lokasi berjualan, para pedagang tidak mempermasalahkannya, asalkan sistem ganjil-genap tidak diterapkan. “Kami tetap ingin berjualan di satu sisi jalan. Jika kami berhadapan satu sama lain di area yang disiapkan, itu tidak masalah. Namun, kami tidak ingin sistem rolling (ganjil-genap) diterapkan,” tegasnya.
Sebelumnya, Camat Panakkukang, Ari Fadli, menjelaskan bahwa pemerintah kota mengambil langkah baru untuk menata CFD Boulevard. “Kami membagi zona khusus untuk pedagang dan warga yang beraktivitas olahraga,” ujarnya.
Ari Fadli menambahkan bahwa kebijakan ini diambil setelah Wali Kota Munafri melakukan inspeksi mendadak dan menemukan bahwa kawasan CFD lebih banyak digunakan sebagai pasar daripada ruang publik untuk olahraga.
Warga di sepanjang Jalan Boulevard, termasuk di Perumahan Asoka, Tulip, Nusa Indah, dan Kompleks IDI, telah melihat perubahan fungsi kawasan CFD menjadi pasar, bukan lagi tempat berolahraga. “Karena itu, pak wali meminta kebijakan baru agar CFD tetap mendukung UMKM, tetapi juga mempertahankan fungsinya sebagai ruang publik untuk olahraga,” jelasnya.
Dalam kebijakan terbaru, Jalan Boulevard dibagi menjadi dua zona: sebelah selatan untuk UMKM agar para pedagang tetap bisa berjualan, sementara sebelah utara dikosongkan untuk masyarakat berolahraga, senam, dan bersantai dengan keluarga.
“Kebijakan ini sudah berjalan selama dua minggu setelah diumumkan oleh pak wali,” tambah Ari Fadli.
Pemerintah kecamatan telah mensosialisasikan kebijakan ini selama dua pekan, dan respons masyarakat cukup beragam, dengan banyak yang mendukung kebijakan tersebut, terutama mereka yang memanfaatkan kawasan CFD untuk berolahraga.
“Penolakan justru datang dari pedagang yang bukan warga Panakkukang, bahkan bukan warga Kota Makassar,” ungkapnya.
Untuk mengatasi kepadatan, pengelola CFD dan pihak kecamatan serta Bhabinkamtibmas menerapkan sistem ganjil-genap. Pedagang diberikan nomor antrian, di mana pedagang dengan nomor ganjil dapat berjualan di minggu pertama setiap bulan, sementara pedagang dengan nomor genap berjualan di minggu kedua.
Pemerintah juga menyediakan daftar tunggu bagi pedagang yang tidak mendapatkan jadwal. “Jika ada pedagang yang berhalangan hadir, mereka wajib melapor agar tempatnya bisa diisi oleh pedagang lain,” tutupnya. []











