TAKALAR – DI tengah hamparan laut biru yang tenang, Pulau Satangnga berdiri sebagai saksi bisu perjalanan panjang menuju kemandirian energi. Dulu, pulau kecil ini hanya mengandalkan genset untuk menerangi malamnya, namun kini, PT PLN (Persero) telah membawa cahaya baru ke dalam kehidupan warganya.
Dengan pemasangan sembilan unit mikro pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan sistem penyimpanan energi yang dikenal sebagai SuperSUN, PLN kini menerangi sembilan fasilitas umum di pulau ini.
Perjalanan menuju Pulau Satangnga memerlukan waktu 1,5 jam dengan kapal laut dari daratan Sulawesi Selatan. Namun, bagi PLN, tantangan geografis dan infrastruktur yang terbatas di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) bukanlah halangan. Komitmen mereka untuk memberikan akses listrik ke seluruh pelosok negeri terus berlanjut.
Kehadiran SuperSUN di sembilan fasilitas umum di Pulau Satangnga telah mengubah denyut kehidupan masyarakat. Sekolah Dasar SDM 34 Pulau Satangnga kini menjadi tempat belajar yang lebih nyaman bagi 128 siswa/i.
“Alhamdulillah, ini seperti mimpi. Dulu, saat waktu sholat tiba, kami harus memastikan ketersediaan BBM untuk genset. Sekarang, lampu menyala 24 jam dan kami bisa menonton TV. Kehidupan, ekonomi, dan pendidikan kami akan lebih baik dengan adanya listrik,” ungkap Arif Tutu, Camat Kepulauan Tanakeke, dengan wajah berseri.
Arif menceritakan bagaimana sebelumnya ia harus mengeluarkan biaya Rp75 ribu per hari hanya untuk menyalakan genset dari pukul 18.00 hingga 22.00. Kini, dengan listrik yang menyala sepanjang hari, pengeluarannya berkurang drastis menjadi sekitar Rp5 ribu. Listrik tidak hanya menerangi rumah, tetapi juga menghidupkan pompa air, kulkas, dan mendukung proses belajar anak-anak.
Dalam kunjungan ke Pulau Satangnga, Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Menye, menyampaikan apresiasi mendalam kepada PLN atas dukungan mereka dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan di daerah terpencil. “PLN telah membantu kami mewujudkan impian ini. Dengan listrik, kami berharap ekonomi masyarakat akan meningkat,” ujarnya dengan penuh harapan.
Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri, Komjen Pol. Dr. H. Mohammad Fadil Imran, M.Si., yang juga hadir dalam acara tersebut, menegaskan bahwa infrastruktur kelistrikan ini akan memperkuat aktivitas pendidikan dan ekonomi, serta membangkitkan semangat nasionalisme. “Ini adalah bukti bahwa negara hadir untuk masyarakat,” katanya.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, Edyansyah, menjelaskan bahwa elektrifikasi Pulau Satangnga merupakan bagian dari komitmen PLN untuk menghadirkan keadilan energi hingga ke pelosok negeri.
“Cahaya yang menyala di malam hari di Pulau Satangnga bukan sekadar lampu, tetapi simbol masa depan yang mulai bersinar. Ini adalah bukti bahwa listrik bukan hanya soal energi, tetapi juga harapan dan kemajuan,” ujarnya.
Edyansyah menambahkan bahwa listrik sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. “Dengan adanya listrik, masyarakat dapat membuka peluang usaha, seperti berjualan es dan menyimpan ikan hasil tangkapan. Anak-anak juga dapat belajar dengan lebih nyaman, dan ibadah di rumah ibadah pun menjadi lebih khusyuk,” jelasnya.
SuperSUN, yang merupakan inovasi karya anak bangsa, menggabungkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan sistem penyimpanan energi. Pelanggan dapat memantau pemakaian listrik mereka secara online melalui smartphone, menjadikan pengalaman menggunakan listrik semakin modern.
Hingga Maret, rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99%, sebuah pencapaian yang menunjukkan komitmen PLN terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Edyansyah juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga dan merawat aset PLN agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Dengan hadirnya listrik di Pulau Satangnga, harapan baru telah terbit, menerangi jalan menuju kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat setempat.[]