Wali Kota Makassar Dukung Kerukunan Umat Beragama dengan Hibah Rp1 M

MAKASSAR – UPAYA memperkuat kerukunan antarumat beragama, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengadakan audiensi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan di Balai Kota Makassar pada Selasa 18 Maret 2025.

Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk membahas peran strategis FKUB dalam menjaga toleransi dan keharmonisan di tengah masyarakat yang beragam.

Ketua FKUB Sulsel, Prof. Dr. Arifuddin Ahmad, menjelaskan bahwa FKUB merupakan lembaga yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah serta Kementerian Agama. Dengan anggota yang berasal dari berbagai agama, FKUB memiliki tugas utama untuk memelihara kerukunan dan mensosialisasikan aturan-aturan terkait.

“Indeks kerukunan di Makassar terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Ini adalah pencapaian yang signifikan, mengingat sebelumnya kota ini pernah masuk dalam daftar 10 kota dengan tingkat intoleransi tinggi,” ungkap Prof. Arifuddin.

Namun, ia juga menyoroti perlunya regulasi turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur pemeliharaan kerukunan umat beragama. Ia berharap di bawah kepemimpinan Munafri Arifuddin, peraturan wali kota (Perwali) dapat segera diwujudkan.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Munafri Arifuddin menyambut baik peran FKUB dan berkomitmen untuk berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. “Kehadiran FKUB membuat tugas pemerintah menjadi lebih ringan. Jika ada persoalan keagamaan, FKUB bisa menjadi garda terdepan dalam penyelesaiannya,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemkot Makassar akan memberikan hibah sebesar Rp1 miliar untuk mendukung program-program kerukunan yang dijalankan oleh FKUB. “Mudah-mudahan dana ini bisa digunakan dengan baik dan bermanfaat bagi FKUB dalam menjalankan tugasnya,” tambah Munafri.

Dengan langkah ini, Wali Kota berharap FKUB dapat memiliki kepengurusan yang kuat dan responsif terhadap berbagai persoalan yang muncul di masyarakat. “Konflik sering kali berawal dari masalah kecil. Jika kita duduk bersama dan berdialog, saya yakin semua bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” tutupnya.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan Makassar dapat terus menjadi contoh kota yang harmonis dan toleran, di mana setiap umat beragama dapat hidup berdampingan dengan damai. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *