MAKASSAR – BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem untuk wilayah Sulawesi Selatan, termasuk Kota Makassar, yang berlaku dari 15 hingga 22 Maret 2025. Peringatan ini mencakup potensi curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Menanggapi informasi tersebut, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengimbau warga untuk tetap waspada dan menjaga diri. “BMKG memprediksi adanya potensi curah hujan ekstrem yang akan melanda Sulsel, termasuk Kota Makassar, dalam sepekan ini. Maka, saya meminta masyarakat untuk tetap waspada,” ungkapnya Senin 17 Maret 2025.
Munafri menekankan bahwa jika curah hujan meningkat secara signifikan, Kota Makassar berisiko kembali dilanda banjir. “Saya juga telah menginstruksikan BPBD Kota Makassar untuk memberikan laporan terkini setiap saat agar informasi dapat disampaikan kepada warga,” tambahnya.
Untuk mengantisipasi dampak cuaca buruk, mantan Bos PSM ini telah mengintruksikan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), mulai dari Kepala Dinas, Camat, hingga Lurah, untuk siaga 24 jam dalam memantau kondisi masyarakat di wilayah masing-masing.
Munafri menegaskan bahwa peran pemimpin wilayah sangat krusial dalam mitigasi bencana dan koordinasi dengan instansi terkait. “Kami telah menginstruksikan seluruh camat dan lurah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana banjir atau hal lainnya akibat cuaca ekstrem yang masih berlangsung di Makassar,” tuturnya.
“Dalam kondisi seperti ini, camat dan lurah harus menjadi garda terdepan dalam memastikan keselamatan warga. Jangan menunggu perintah. Segera ambil inisiatif dan berkoordinasi,” tambahnya.
Wali Kota Makassar ini juga telah menyiapkan berbagai langkah pencegahan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya banjir. Ia menekankan bahwa pengendalian banjir di Makassar memerlukan perencanaan yang matang dan solusi jangka panjang.
Munafri telah berdiskusi dengan tim dari Universitas Hasanuddin dan Universitas Bosowa untuk merancang langkah-langkah strategis, termasuk peningkatan drainase dan perbaikan tanggul di Blok 10 Antang dan Jalan AP Pettarani.
“Kolaborasi dengan para ahli dan akademisi menjadi kunci dalam merumuskan solusi yang efektif. Dengan perencanaan yang tepat, kita berharap dapat mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kualitas infrastruktur kota demi kenyamanan masyarakat,” tutupnya.
Diketahui, BMKG memprediksi bahwa cuaca ekstrem di wilayah Sulawesi Selatan dapat berlangsung hingga 22 Maret, yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. []