Wali Kota Makassar Larang Siswa Main Petasan dan Balapan Liar Menjelang Idul Fitri 2025

MAKASSAR – DALAM upaya menjaga kondusivitas, ketentraman, dan ketertiban masyarakat di pertengahan Ramadan serta menjelang Lebaran Idul Fitri 2025, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengeluarkan larangan bagi siswa untuk bermain petasan dan melakukan balapan liar.

“Petasan tidak diperkenankan lagi. Kita tidak ingin suara petasan mengganggu orang yang sedang menghatamkan Al-Quran,” ungkap Munafri saat acara buka puasa bersama anak-anak Panti Asuhan dan peringatan Nuzulul Quran 2025 di Lapangan Karebosi, Minggu 16 Maret 2025) petang.

Mantan CEO PSM ini juga mengimbau kepada para orang tua untuk menjaga anak-anak mereka dan berharap seluruh siswa di Kota Makassar menjauhi petasan selama bulan Ramadan hingga Idul Fitri. “Kita tidak mau petasan ini mengganggu orang-orang di sekitar. Selain itu, petasan juga bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain,” tegasnya.

Dalam rangka meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025, Munafri memberikan ultimatum kepada jajarannya di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Mereka diminta untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta mengambil langkah-langkah untuk mengoptimalkan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum. “Koordinasikan dengan pihak kepolisian agar hal-hal seperti ini tidak dibiarkan di tengah masyarakat, terutama menjelang hari raya Idul Fitri,” jelas Ketua DPD II Golkar tersebut.

Jajaran Pemkot bersama pihak keamanan juga diminta untuk melakukan deteksi dini terhadap situasi dan kondisi yang berpotensi menimbulkan gangguan kenyamanan masyarakat, termasuk konvoi balapan liar. Munafri menekankan pentingnya kesadaran akan bahaya kecelakaan dan menghindari keterlibatan dalam aktivitas yang dapat berujung pada masalah hukum.

“Saya melihat fenomena ini di wilayah masing-masing, terutama karena anak-anak sudah mulai libur sekolah. Kegiatan seperti sahur on the road dan buka bersama sering kali disertai konvoi motor tanpa helm dan bonceng tiga,” ungkapnya.

Munafri juga meminta generasi muda untuk tidak melanggar aturan yang dapat merugikan lingkungan dan masyarakat sekitar. Ia menegaskan larangan untuk membeli, menjual, membawa, dan menyalakan petasan selama Ramadan dan Idul Fitri.

“Dekat hari raya, frekuensi kendaraan meningkat karena banyak orang yang kembali dari daerah untuk berbelanja kebutuhan. Saya berharap ini bisa ditangani dengan baik,” pungkasnya. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *