BULUKUMBA – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bulukumba, Thaiyeb Manangkasi, mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir, mereka tidak lagi membangun irigasi secara tradisional, melainkan menggunakan irigasi tersier.
Alasannya, irigasi tersier dapat mengurangi kebocoran air. “Dengan irigasi tradisional, bisa sampai 60 persen air terbuang. Dengan sistem ini, kita bisa menjaga 90 persen air dari hulu ke hilir,” jelas Thaiyeb pada Selasa (4/1/2025).
Selain itu, mereka juga telah membangun 11 km irigasi pra cetak yang tersebar di 109 desa. Mereka berencana untuk memperbaiki sekitar 49 titik irigasi yang rusak ringan dan berat.
Pernyataan ini disampaikan Thaiyeb setelah Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry, dan Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, meninjau pembangunan irigasi tersier di dua lokasi, yaitu di Desa Batukaropa dan Desa Bulo-bulo.
Ketua DPRD Bulukumba, Umy Asyiatun Khadijah, menambahkan bahwa irigasi tersier membuat pengairan sawah masyarakat menjadi lebih baik.
“Dalam setahun, petani bisa panen hingga tiga kali. Dengan pengairan yang baik, hasil panen meningkat dan pendapatan masyarakat juga bertambah,” ujarnya kepada Prof Fadjry Djufry.
DPRD mendukung pengawasan irigasi ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Karena ini mendukung kesejahteraan masyarakat, kami akan terus mendukung,” tegas Prof Fadjry. []