MAKASSAR – ANGGOTA DPRD Kota Makassar, Ruslan Lallo, kembali menggelar sosialisasi mengenai Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar. Acara ini berlangsung di Hotel Grand Palace Makassar pada Minggu, 15 April 2025.
Dalam sosialisasi ini, Ruslan Lallo menghadirkan dua narasumber, yaitu Sekretaris Perusahaan Perumda Air Minum Kota Makassar, Muh. Idris Tahir, dan Hamka Ramdhani. Keduanya memberikan penjelasan mendalam mengenai perubahan dan perkembangan dalam sektor pelayanan air minum.
Dalam sambutannya, Ruslan Lallo menekankan pentingnya peraturan ini sebagai landasan bagi PDAM Kota Makassar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Politisi dari Partai Nasdem ini juga menyoroti permasalahan yang sering dihadapi oleh warga, terutama di wilayah utara yang kerap mengalami kekurangan air minum, terutama saat musim kemarau.
“Kami berusaha agar masyarakat di utara kota bisa menikmati air minum yang cukup, terutama pada musim kemarau,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ruslan Lallo, yang dikenal dengan tagline ‘AjjiaMO’, berkomitmen untuk terus memperjuangkan peningkatan layanan air minum di wilayah utara Makassar. “Dengan adanya pemasangan pipa dari bendungan Bili-bili, kami berharap masalah kekurangan air di daerah ini bisa teratasi,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Perumda Air Minum Kota Makassar, Muh. Idris Tahir, menjelaskan bahwa hadirnya Perda Nomor 7 Tahun 2019 bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam penyediaan air minum. Ia menekankan pentingnya pengembangan dan penataan peran PDAM sebagai pelaksana pelayanan publik untuk memastikan air minum tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah rawan kekeringan.
“Pengelolaan air minum adalah tanggung jawab sosial yang harus dilakukan dengan serius. Kami akan terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi air ke seluruh wilayah Kota Makassar, dengan fokus pada wilayah utara dan timur,” ujarnya.
Idris juga mengungkapkan bahwa masalah kekeringan di Kota Makassar, khususnya di wilayah utara, disebabkan oleh ketergantungan pasokan air dari bendungan Leko Pancing yang sangat bergantung pada curah hujan. “Jika Makassar kering, tetapi Maros dan Sinjai hujan, kita masih aman. Namun, saat bendungan Leko Pancing surut, suplai air terganggu parah. Kami pernah terpaksa menutup dua instalasi pengolahan air karena debitnya tidak mencukupi,” jelasnya.
Meskipun sumber air dari bendungan ini sangat bergantung pada hujan, Idris menegaskan bahwa ada upaya berkelanjutan untuk memastikan pasokan air tetap stabil, bahkan dalam kondisi kemarau panjang. Salah satu langkah yang diambil adalah pendistribusian air bersih melalui mobil tangki yang diberikan kepada masyarakat secara gratis. Langkah ini menjadi solusi alternatif saat ini.
“Dalam kondisi darurat kekeringan yang melanda Kota Makassar, orientasi profit perusahaan penyedia air minum nyaris dikesampingkan. Fokus utama kami adalah pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih. Mobil tangki adalah opsi terakhir, mahal dan melelahkan, tetapi warga harus tetap dilayani,” pungkasnya. []