MAKASSAR – KETERSEDIAAN pangan strategis di Sulawesi Selatan saat ini dalam kondisi aman menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah. Hal itu disampiakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulawesi Selatan, Muhammad Ilyas, dalam gelaran Gerakan Pangan Murah (GPM), Ilyas memastikan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir mengenai pasokan pangan.
Dari analisis terhadap 12 komoditas pangan strategis, beras mencatat ketahanan stok tertinggi, diikuti oleh bawang merah, daging sapi, kedelai, jagung, cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai besar, minyak goreng, gula pasir, dan bawang putih.
Ilyas menjelaskan bahwa ketahanan stok pangan di Sulawesi Selatan menunjukkan hasil yang menggembirakan, dengan beberapa komoditas memiliki cadangan hingga lebih dari satu tahun. Stok beras, misalnya, mencapai 384 hari dengan total ketersediaan sebesar 1.153.918 ton, sementara kebutuhan masyarakat pada bulan Maret diperkirakan sebesar 86.098 ton.
“Artinya, kebutuhan beras masyarakat Sulsel aman hingga lebih dari satu tahun ke depan. Hasil analisis neraca pangan Mei 2025 juga menunjukkan bahwa stok sejumlah komoditas utama berada dalam posisi surplus,” sebut Ilyas.
Meskipun bawang putih tercatat sebagai komoditas dengan stok terendah, persediaannya masih mencukupi untuk tujuh hari ke depan. Namun, untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pangan di pasar, Pemerintah Provinsi Sulsel bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) tetap melakukan langkah antisipasi.
“Salah satu upaya yang kita lakukan adalah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) secara masif di seluruh kabupaten/kota. Ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau,” lanjut Ilyas.
Gerakan ini rutin dilaksanakan di berbagai titik menjelang hari-hari besar keagamaan, termasuk Idul Adha, untuk menekan potensi lonjakan harga sekaligus memastikan distribusi pangan tetap lancar. []
