MAKASSAR – SEJAK keberadaannya pada tahun 2023, Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kota Makassar diharapkan dapat berperan aktif dalam mendorong pembangunan berbasis riset dan inovasi.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menekankan pentingnya kolaborasi antara OPD Pemkot, akademisi, industri, dan masyarakat dalam upaya ini. Hal ini disampaikannya, saat membahas berbagai inovasi riset Brida di Balai Kota Makassar, Jumat 11 April 2025.
Munafri menegaskan bahwa Brida harus mampu menciptakan inovasi baru dan menjadi pilot project bagi pembentukan inovasi daerah. “Brida Kota Makassar tidak boleh ketinggalan dalam perkembangan riset inovasi. Kami berharap Brida dapat mendorong kebijakan berbasis riset. Semua kebijakan dan hasil OPD bisa disalurkan lewat Brida,” tegasya.
Permasalahan utama dan strategis yang menjadi fokus riset adalah mendukung kearifan lokal, sehingga Makassar dapat mengembangkan potensinya untuk menambah nilai dan menjadi Super X. “Brida bisa berperan sebagai sarana informasi dan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat, serta memberikan pelayanan terbaik dalam mendukung program pembangunan terkini,” jelasnya.
Brida memiliki peran strategis dalam mewujudkan cita-cita pembangunan Kota Makassar, serta mendorong hilirisasi hasil riset untuk meningkatkan inovasi daerah.
Melalui proses transformasi hasil riset dan inovasi, diharapkan dapat menjadi solusi nyata yang dapat diterapkan di Kota Makassar sesuai dengan kepentingan pelayanan dan kebutuhan masyarakat. Munafri menekankan pentingnya inovasi konkret yang berdampak langsung terhadap pelayanan publik.
Ia menggarisbawahi bahwa pengembangan inovasi di tingkat daerah harus fokus pada efektivitas dan efisiensi pelayanan publik. “Pola pengembangan inovasi harus konkret. Ujungnya adalah kemudahan pelayanan dan efisiensi pekerjaan. Seperti jalur distribusi pupuk yang awalnya harus melalui 157 aturan, sekarang hanya empat saja,” tuturnya.
Ia juga menekankan bahwa inovasi tidak cukup hanya menjadi ide, tetapi harus terukur dan dapat diuji dampaknya. Selain pengembangan inovasi, Brida diharapkan menjalankan fungsi kajian terhadap berbagai isu strategis pemerintahan, seperti tingkat kepuasan publik dan birokrasi.
“Misalnya angka stunting yang tinggi, itu memerlukan kajian mendalam. Di sinilah peran Brida sebagai embrio yang harus dibesarkan,” tegas Munafri.
Wali kota juga menyoroti persoalan parkir liar di Kota Makassar, di mana jumlah juru parkir tidak terdaftar lebih banyak daripada yang resmi. Ia menilai hal itu rawan pungutan liar (pungli) dan bisa berdampak hukum. Karena itu, ia meminta Brida turut memberikan solusi inovatif terhadap persoalan tersebut.
Di bidang perdagangan, Munafri mendorong Brida untuk menginisiasi penghubung antara pelaku usaha kecil dan dunia industri. Ia mencontohkan bagaimana embrio inovasi bisa dikembangkan melalui dialog dan kolaborasi dengan koperasi, agar regulasi tidak dilanggar dan inovasi dapat diterapkan dengan mulus.
“Kita ajak koperasi, diskusi bersama, lalu coba terapkan. Uji terus dan perbaiki sampai inovasi itu benar-benar fungsional dan siap digunakan,” jelasnya.
Dirinya juga menyebut Brida mesti terlibat dalam penyelesaian Makassar SuperApps sebagai hal penting, agar aplikasi ini benar-benar menjadi solusi dan pembeda dari daerah lain. “Ada banyak hal penting yang mesti dijalankan bersama. Kita harus punya diferensiasi, termasuk lewat SuperApps. Untuk itu, Brida harus aktif terlibat,” pungkasnya. []