MAKASSAR – KEMENTERIAN Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi, khususnya rute Makassar-Parepare, meskipun menghadapi tantangan dalam efisiensi anggaran.
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menekankan bahwa proyek infrastruktur ini sangat penting untuk pengembangan transportasi dan perekonomian daerah.
“Pembangunan infrastruktur tidak boleh terhenti. Kami membuka peluang seluas-luasnya bagi pihak swasta untuk berpartisipasi dalam proyek ini,” ujar Dudy di Lobi Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Rabu 19 Maret 2025.
Dudy juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, untuk membahas langkah-langkah strategis dalam melanjutkan proyek jalur kereta api tersebut. “Kami akan duduk bersama untuk mencari jalan tengah atau solusi terbaik agar proyek ini dapat terus berjalan di tengah upaya efisiensi anggaran,” tambahnya.
Jalur kereta api di Sulawesi Selatan, khususnya rute Makassar-Parepare, memiliki panjang sekitar 145 kilometer dan merupakan bagian dari pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi yang menghubungkan kedua kota tersebut. Jalur ini telah beroperasi secara terbatas sejak Oktober 2022, dengan 66 kilometer rel yang telah dibuka, menghubungkan tujuh stasiun, termasuk Stasiun Garongkong, Stasiun Barru, Stasiun Tanete Rilau, Stasiun Mandalle, Stasiun Ma’rang, Stasiun Labakkang, dan Stasiun Mangilu.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, juga meminta agar Pemerintah Kota Makassar memberikan dukungan agar proyek ini dapat berlanjut dan kereta api dapat masuk ke Kota Makassar, tidak hanya sampai Maros dari Barru.
“Kami telah menandatangani penentuan lokasi (Penlok) sejak 2023, namun belum ada respons dari Pemkot Makassar. Kami berharap tahun ini proses penlok dapat segera diselesaikan,” tegas Sudirman. []