MAKASSAR – MENETERI Sosial, Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul, mengaku telah menerima pengusulan Jenderal Muhammad Jusuf, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Keamanan di era Presiden Soeharto, dianugerahi gelar pahlawan nasional.
“Usulan Jenderal M. Jusuf sudah kita terima dan sudah saya periksa,” kata Gus Ipul usai meninjau gedung Sekolah Rakyat di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Kamis 8 Mei 2025.
Gus Ipul menjelaskan bahwa pengajuan gelar pahlawan nasional untuk Jenderal M. Jusuf datang dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. “Tahun ini dimasukkan, insyaallah, saya sudah periksa syaratnya dan sudah memenuhi,” ungkapnya.
Setelah memenuhi syarat, Gus Ipul menambahkan bahwa langkah selanjutnya adalah mengusulkan nama Jenderal M. Jusuf kepada Presiden Prabowo, yang akan mengambil keputusan akhir mengenai gelar pahlawan nasional tersebut.
“Tinggal nanti, apakah diusulkan tahun ini atau tahun depan. Tapi, sudah memenuhi syarat. Kita usahakan agar yang sudah memenuhi syarat bisa diusulkan tahun ini,” pungkasnya.
Jenderal M. Jusuf adalah putra terbaik Sulawesi Selatan yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah kemiliteran Indonesia. Lahir pada 23 Juni 1928 dan wafat pada 8 September 2004, M. Jusuf memiliki karir cemerlang di dunia militer.
Ia pernah menjabat sebagai Panglima ABRI sekaligus Menteri Pertahanan Keamanan pada periode 1978-1983. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dari 1964 hingga 1974 dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada periode 1983-1993.
Usulan ini merupakan langkah penting untuk menghormati jasa dan pengabdian Jenderal M. Jusuf, yang telah berkontribusi besar bagi bangsa dan negara.
Lahir di Kajuara, Bone, 23 Juni 1928, Jenderal Muhammad Jusuf pada masa mudanya dikenal dengan nama Andi Mo’mang. Terlahir dengan nama lengkap, Andi Muhammad Jusuf Amir, Jenderal Jusuf merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis.
Akan tetapi, pada 1957, saat berusia 29 tahun, Jenderal Jusuf melepaskan gelar kebangsawanannya itu. Sejak itu pula, dia tidak pernah lagi menggunakan Andi di depan namanya. Jusuf mencela latar belakang aristokrat dengan melepaskan tituler Andi dari namanya. []