MAKASSAR – PEMERINTAH Kota Makassar menggandeng Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan, Kamis (20/3) menggelar pasar murah, yang dimulai dengan pelepas armada pengendali inflasi, di halaman Balai Kota Makassar untuk menjaga stabilitas harga dan stok barang kebutuhan pokok menjelang Idulfitri. Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mengatakan, pasar murah tersebut dilakukan di tujuh kecamatan secara bergilir.
Setiap kecamatan mendapat antara 350 hingga 400 paket kebutuhan pokok, berisi beras, minyak goreng, tepung terigu, gula pasir, dan susu yang semuanya kemasan premium. “Yang pasti, paket kebutuhan pokok tersebut harganya sangat terjangkau, karena nilai seharusnya sekitar Rp150 ribu, tapi dijual hanya dengan Rp60 ribu per paket, atau Rp50 ribu, bagi masyarakat yang melakukan pembayaran menggunakan QRIS, setelah mendapat subsidi Rp10 ribu dari BI,” kata Munafri.
Pasar murah sendiri akan digelar selama dua hari 20-21 Maret 2025, mulai pukul 09.00 hingga 15.00 Wita di tujuh kecamatan. “Hari pertama pelaksanaan, pasar murah ini digelar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Makassar dengan 400 paket, Rappocini 400 paket, dan Manggala 350 paket. Dilanjutkan hari ke dua di Kecamatan Tallo, Bontoala, Mamajang dan Mariso,” lanjut Munafri.
Menurutnya, digelarnya pasar murah ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak kenaikan harga kebutuhan pokok.”Pasar murah ini adalah intervensi pemerintah untuk memastikan masyarakat tetap bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, terutama menjelang Idul Fitri. Kami ingin membantu mereka yang kesulitan akibat lonjakan harga,” seru Munafri.
Ia pun menegaskan, kegiatan pasar murah tidak sepenuhnya hanya berlangsung selama dua hari saja karena Pemkot Makassar akan terus memantau perkembangan harga di pasar guna memastikan kebijakan intervensi ini berjalan efektif. “Insya Allah, program ini akan menyasar seluruh kecamatan dalam tahap berikutnya. Kami akan terus mengevaluasi dan menyesuaikan agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas,” tegas Munafri.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda menambahkan langkah ini juga bertujuan untuk menekan laju inflasi karena menjaga stabilitas harga bahan pokok. “Secara tidak langsung, kegiatan ini akan membantu menekan inflasi karena menyasar masyarakat kelas bawah. Dengan adanya pasar murah, permintaan terhadap komoditas utama dapat dikendalikan sehingga lonjakan harga dapat dicegah,” tambah Rizki.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, jika pada pasar murah ini, Bank Indonesia memberikan subsidi tambahan bagi masyarakat yang membayar menggunakan QRIS. Hal ini sejalan dengan program digitalisasi keuangan yang tengah digencarkan oleh BI.
“Selain menyediakan bahan pokok dengan harga murah, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk mendorong masyarakat beralih ke pembayaran digital melalui QRIS atau non-tunai yang lebih praktis dan aman,” jelas Rizki yang berharap bahwa pasar murah ini dapat mengurangi kepadatan di pasar tradisional. []